KUNJUNGAN LPMK KELURAHAN BACIRO KE KAMPUNG HERITAGE KAJOETANGAN

Kampung Heritage Kajoetangan Malang terletak di sekitar pusat Kota Malang yaitu di Jalan Jend Basuki Rachmat Gg. VI, Kauman, Klojen. Sejak ini resmi dibuka pada 22 April 2018, Kampung Kayutangan ini ditetapkan sebagai kawasan budaya (heritage) oleh pemerintah Kota Malang. Kayutangan memang dapat dikatakan sebagai kawasan yang bersejarah karena pada era kolonial Belanda, kawasan ini menjadi jalan pusat. Hal ini dibuktikan dengan peninggalan yang sekarang dapat ditemui di kawasan ini yaitu bangunan-bangunan peninggalan Belanda masih dipertahankan bentuk aslinya terutama bentuk asli rumah di perkampungan Kayutangan. Kampung Kayutangan ini menawarkan wisata budaya yang bermuatan edukasi sejarah dengan memperlihatkan arsitektur rumah peninggalan kolonial Belanda yang masih terjaga hingga saat ini. Tidak hanya arsitektur bangunan, peralatan atau barang-barang kuno juga tersedia seperti sepeda ontel, peralatan masak, lampu, jendela, kamera, telepon dan perabotan rumah lainnya. Selain itu kampung Kayutangan juga masih menyimpan banyak sisa peradaban masa lalu berupa bangunan pertokoan, makam Eyang Honggo Kusumo, kuburan Tandak, Pasar Krempyeng, irigasi Belanda, saluran air, tangga seribu dan titik lainnya yang memiliki nilai sejarah yang tinggi di Kota Malang.

Kampung Heritage Kajoetangan yang potensial ini perlu dikelola sesuai dengan UU yang berlaku. Sejak diberlakukannya UU no. 22 tahun 1999 yang kemudian disempurnakan atau diganti menjadi UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, sesungguhnya sudah lebih menjamin cita-cita penegakan prinsip-prisip demokrasi yang menjunjung tinggi pluralitas, transparansi, akuntabilitas, dan berbasis pada kemmapuan lokal. Hakikat otonomi daerah adalah kesempatan seluas-luasnya bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, tidak hanya mengandalkan dana perimbangan pusat dan daerah tetpai juga menggali potensi sumber pendapatan asli daerah dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip keadilan dan keberlanjutan. Namun, pemerintah setempat belum secara optimal menggali sumbersumber pendapatan di daerahnya. Salah satu sumber pendapatan daerah yang penting adalah pariwisata. Kampung Heritage Kajoetangan ini memiliki daya tarik yang dapat dikelola dengan maksimal untuk pariwisata.

Daerah Kayutangan telah ditetapkan sebagi kawasan wisata budaya (heritage) oleh Pemerintah Kota Malang. Asal-usul nama Kayutangan menurut kesaksian warga asli Malang yaitu Oei Hiem Hwie dan A. V. B. Irawan, di sepanjang jalan Kayutangan dulu setiap kanan-kiri ditanami pohon-pohon yang daunnya berbentuk telapak tangan yang mengembang. Pohon jenis ini juga ditanam di Taman Indrakila tapi kini sudah tidak ada lagi. Walaupun pohon legendaris itu sudah tidak bisa ditemui lagi, Kampung Heritage Kajoetangan ini masih menyimpan cagar purbakala atau bangunan bersejarah di Kota Malang. Bangunan-bangunan atau rumah warga ini kental dengan arsitektur kolonial (Belanda). Sepanjang jalan Kayutangan juga merupakan poros ekonomi Kota Malang sejak zaman Belanda sampai sekitar era tahun 1990an. Dalam kampung Kayutangan masih banyak menyisakan kejayaan masa lalu berupa bangunan toko, Makam Eyang Honggo Kusumo, Kuburan Tandak, pasar krempyeng, irigasi Belanda, saluran air, tangga 1000, rumah jaman kolonial dan beberapa spot menarik lainnya. Hal tersebut mempunyai cerita tersendiri dan bisa menjadi komoditi dalam menghadirkan wisata di tengah Kota Malang.

Salah satu pengelolanya yang bernama Rizal tertarik menjadikan kampung Kayutangan menjadi tempat berburu berfoto yang menarik bagi generasi milenial. Rizal dan kelompoknya telah memasang peta di dekat Pasar Krempyeng yang berfungsi menunjukkan skema tur sekaligs informasi sekilas mengenai sudutsudut menarik di Kampung Heritage Kajoetangan. Pengelola memasang tiket masuk mulai dari Rp 5.000 dengan bonus kartu pos bergambar perempuan berpakaian ala Eropa berlatar Kampung Kayutangan masa kini berwarna hitam-putih tanpa fasilitas lain. Sedangkan tiket khusus seharga Rp 800.000 menawarkan fasilitas lengkap berupa dua pemandu, acara prasmanan, ikut permainan anak-anak, pertunjukantarian dan masuk delapan bangunan rumah Indies. Selain itu, ada tarif yang dikhususkan untuk agensi model dengan konfirmasi seharga Rp 100.000 per spot foto. Sedangkan tanpa koordinasi atau tanpa dipesan terlebih dahulu minimal tiga hari sebelumnya, maka agensi foto hanya bisa memanfaatkan sisi pinggir sungai kampung seperti kampung pada umumnya.

peluang kerja bagi masyarakat miskin dapat diperluas dengan cara merekrut tenaga kerja dalam kegiatan kepariwisataan. Berdasarkan observasi, warga yang tinggal di Kampung Heritage Kajoetangan berasal dari berbagai latar belakang ekonomi, kebanyakan masyarakat menengah ke bawah. Pemberlakuan berbagai tarif paket wisata di Kampung Heritage Kajoetangan ini diharapkan mampu menyerap angka pengangguran di sekitar kawasan wisata. Hal ini belum berjalan optimal karena terhambat dengan tata kelola kampung wisata. Pengelolaan kampung wisata ini hanya bersifat episodikal selama terdapat acara tertentu dari Penyelenggara Pariwisata Kota Malang sehingga koordinasinya tidak terlalu jelas. Kampung Kayutangan memiliki peluang sebagai tempat wisata dan legitimasi untuk mencegah penggusuran oleh pemerintah untuk kepentingan tata kota. Memang terdapat beberapa rumah lama akan tetapi para penghuninya kebanyakan adalah pekerja serabutan dan pedagang toko di kawasan Pasar Besar, juga terdapat alumnus Universitas Unair Cabang Malang yang bekerja sama dengan pengelola kampung. Peluang yang ditawarkan sumber daya budaya ini adalah citra Kota Malang sebagai tempat wisata budaya yang memiliki peninggalan bangunan kolonial sebagai kekuatan meningkatkan wisatawan.

LPMK Kelurahan Baciro bersama dengan organisasi kemasyarakatan (PKK, Ketua RW, Karang Taruna dan personil kelurahan) pada tanggal 2-3 November 2019 menyempatkan diri mengunjungi dan belajar pengelolaan kampung heritage kajoetangan, malang untuk dapat menyerap ilmu pengelolaan bangunan heritage sebagai daya tarik wisata. Mengingat di wilayah kelurahan Baciro pada zamannya pernah menjadi hunian warga belanda dengan daya tarik khusus berupa bengkel kereta api dan kawasan pemukiman pendukung. Diharapkan apa yang ada di kelurahan Baciro bisa dioptimalkan menjadi kawasan wisata yang mampu menambah nilai ekonomis bagi warganya. (SURYA-A0216)