PELATIHAN PEMBUATAN KOMPOS UNTUK WARGA BANK SAMPAH “NASTITI MANDIRI” RW 10 BACIRO
Baciro-Kelurahan Baciro melaksanakan pelatihan ke-8 pembuatan kompos melalui pengolahan sampah organik skala rumah tangga yang dikenal dengan pembuatan biopori dilaksanakan bagi warga Bank Sampah Nastiti Mandiri RW 10, Kampung Baciro. Pelatihan dilaksanakan Selasa 9 Juli 2024 mulai pukul 15.00 WIB – selesai bertempat di Balai RW 10.
Hadir dalam acara hadir Lurah, Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat, Kepala Seksi Perekonomian dan Pembangunan, Kepala Seksi Pemerintahan Ketentraman dan Ketertiban serta staf kelurahan, Ketua LPMK, Ketua RW 10, Ketua RT 34 dan perwakilan dari RT di lingkup RW 10 serta pengurus Bank Sampah Nastiti Mandiri.
Lurah Baciro, Sutikno, dalam sambutannya menyampaikan penempatan biopori harus tepat tempatnya dan tepat cara/teknik sehingga tidak menumbulkan permasalahan lingkungan. Selanjutnya, Sutikno juga menyampaikan bahwa dengan program biopori dapat mengurangi sampah yang dibuang. Diakhir sambutan Sutikno berharap peserta pelatihan dapat mengikuti proses pembuatan biopori sesuai petunjuk dari narasumber. Peserta pelatihan yang diundang 27 orang dari warga Bank Sampah Nastiti Mandiri RW 10.
Ketua RW 10 dalam sambutan pembukaan mengajak kepada warga untuk mendukung program pembuatan kompos. Sementara itu Ketua LPMK yang juga hadir menyampaikan terima kasih atas penyelenggaraan pelatihan yang diikuti dengan penyerahan bantuan peralatan untuk pembuatan biopori.
Pelatihan menghadirkan 2 nara sumber yakni Setyawati, dari RW 12 Kampung Baciro Sanggrahan dan Sri Winarsih, dari RW 18 Kampung Gendeng, keduanya Faskel Bank Sampah Baciro. Narasumber menyampaikan materi dari pengenalan peralatan, proses pembuatan dan fungsi serta hal lainnya seputar biopori. Peralatan yang digunakan untuk pelatihan bor pelubang tanah, bor pemanen kompos, pipa pralon yang telah dilubangi bagian tepi dan conblock penutup sudah dipersiapkan oleh kelurahan. Narasumber juga menyampaikan bahwa Faskel Baciro akan memonitor pembuatan biopori. Disamping itu juga disampaikan kepada peserta bahan-bahan yang tidak boleh dimasukkan dalam biopori seperti kulit jeruk, kulit telur, kulit bawang merah/putih dan tulang sapi atau yang sejenisnya.
Setelah penyajian materi nari narasumber dilanjutkan sesi tanya jawab dan praktek pembuatan biopori dimulai dari pembuatan lubang tanah dengan bor pelubang, pemasangan pipa pralon serta pemasangan conblock penutup lubang. Seluruh peserta yang hadir mengikuti penjelasan narasumber sampai praktek cara pembuatan bipori.
Sebagaimana diketahui bahwa pelatihan ini yang ke-8 dari rencana 12 kali pelatihan di wilayah Kelurahn Baciro, setelah sebelumnya dilaksanakan di Bank Sampah Mawar Merah wilayah RW 07. Sesuai rencana pelatihan berikutnya yang ke-9 akan dilaksanakan bagi kelompok Bank Sampah Sumber Arto RW 12.
Peserta pelatihan menerima pipa biopori dan tutup conblok masing-masing 2 unit. Sedangkan alat berupa bor pelubang dan bor pemanen di setiap pelatihan diterimakan masing-masing 5 unit yang digunakan peserta secara bergantian. Distribusi peralatan dilaksanakan melalui pengurus wilayah (RW dan RT) bersama Bank Sampah Nastiti Mandiri.