DISINFEKSI (PENYEEMPROTAN DISINFECTAN)

Upaya pencegahan Virus/kuman dapat dilakukan dengan desinfeksi. Desinfeksi ruang dapat dilakukan dengan penyinaran UV, ozon dan pengkabutan. Desinfeksi dengan pengkabutan ini biasanya sering dilakukan karena biaya yang murah. Desinfeksi ini biasanya dengan menggunakan bahan desinfektan 1%. Pelaksanaan desinfeksi ini hendaknya dilakukan secara periodik, hal ini karena angka kuman dapat bertambah oleh adanya aktifitas pelayanan pasien. Selain itu, faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban dan pencahayaan juga dapat mempengaruhi.

Desinfektan merupakan cairan atau zat yang digunakan desinfeksi. Di pasaran banyak sekali desinfektan kimia. Padahal desinfektan kimia ini dapat meninggalkan residu di ruangan. Untuk itu, perlu adanya inovasi dengan menggunakan desinfektan alami. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) banyak tumbuh di Indonesia. Buah yang satu ini banyak sekali dimanfaatkan di masyarakat untuk membuat minuman atau sebagai pelengkap pada soto. Namun, sampah kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia) ini hanya sering dibuang saja. Padahal dalam kulit jeruk ini mengandung senyawa flavonoid yang dapat berguna sebagai antibakteri.

jeruk nipis (Citrus aurantifolia) sebagai bahan alami desinfektan ruangan dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%. Konsentrasi 100% yang paling efektif menurunkan angka kuman hingga 55,20%. Metode desinfeksi yang digunakan yaitu dengan pengkabutan.

Penyemprotan disinfectan perlu memperhatikan keselamatan manusia dan lingkungan, sehingga perlu dipilih jenis disinfectan yang ramah lingkungan, pembasmian virus/kuman jangan sampai menimbulkan masalah yang lebih besar yakni rusaknya lingkungan sekitar kita.